Selamat Datang...

User Login

On Kamis, 25 November 2010 0 komentar

BAB I
DESKRIPSI
1.1  Apa Yang Terjadi

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada umumnya adalah rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas  pendidikan terus dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan  tersebut merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan  memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan  mutu pendidikan salah satunya adalah menciptakan kurikulum yang lebih  memberdayakan peserta didik. Untuk itu, perlu dirancang sebuah kurikulum yang  berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional yakni menghasilkan  manusia yang berkualitas dan berkompeten.  Selain itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh pendekatan- pendekatan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk  mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan  pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan
minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan  hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru  apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan  pembelajarannya.
1.2  Apa Yang Seharusnya

Dalam proses pembelajaran sebaiknya pendidik tidak hanya menyampaikan  konsep dan teori saja tetapi juga menekankan pada bagaimana caranya agar peserta didik dapat memperoleh konsep dan teori tersebut dalam kehidupan. Agar dapat memperoleh konsep dan  teori maka peserta didik  perlu dilatih untuk mengamati, mengelompokkan, menaksirkan,  meneliti, dan kemudian mengkomunikasikan. Pendidik harus dapat menggunakan pendekatan yang tepat agar peserta didik mendapatakan prestasi belajar yang memuaskan, salah satunya adalah pendekatan kontekstual ( Contextual Teaching and Learnig ).
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu pendidik  mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan  mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran belangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja  dan mengalami, bukan trasnfer pengetahuan dari pendidik ke peserta didik.  Pada konteks kelas, tugas pendidik adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Maksudnya, pendidik  lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas pendidik mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi kelas (peserta didik).
Sesuatu yang baru datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa
kata guru”.  Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat salah satunya dari proses pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut, baik metode maupun pendekatan yang digunakan. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama belum sepenuhnya optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada pendidik, banyak peserta didik  yang ramai pada saat pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi peserta didik tidak fokus, keberadaan pendidik kurang mendapat perhatian peserta didik, metode maupun pendekatan yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga peserta didik kurang diarahkan dan berinteraksi dengan obyek dan lingkungan dunia nyata peserta didik.

1.3  Apa Kenyataannya

Pendekatan Kontekstual dirasa paling efektif dalam upaya peningkatan kualitas belajar peserta didik dan pada umumnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Namun pada kenyataannya pendekatan kontekstual ini belum sepenuhnya disadari bahkan dilaksanakan oleh seorang pendidik di dalam suatu proses pembelajaran.
Masih banyak kalangan pendidik yang memaksakan siswa untuk menghafal materi bukan memahami materi, sehingga menjadikan siswa tersebut hanya mengerti secara konseptual saja tanpa memahami implementasinya dalam kehidupan nyatanya.
Di sisi lain ketika pendidik mampu untuk mengaplikasikan model pembelajaran kontekstual ini, namun kesiapan dari peserta didik yang masih belum terlihat.
BAB II
ANALISIS
2.1  Pendekatan Kontekstual dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antar pendidik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
Komunikasi traksaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
Pendidik menempati posisi kunci dan peran strategis dalam menciptakan suasana (iklim) belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk itu, pendidik  harus menempatkan dirinya secara dinamis dan fleksibel.
Peserta didik sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak bergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri, baik yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau biasa disingkat  CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas pendidik adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana  dan sumber belajar yang memadai. Pendidik bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik dalam upaya mengimplementasikan pemebelajaran secara kontekstual, antara lain :
1.      Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
2.      Pembelajaran harus dimulai dari keseluruhan ( Global ) dan dilanjutkan kepada hal-hal yang lebih khusus (dari umum ke khusus )
3.      Pembelajaran harus ditekankan kepada pemahaman, dengan cara :
a.       Menyusun konsep sementara.
b.      Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain.
c.       Merevisi dan mengembangkan konsep.
4.      Pembelajaran ditekankan kepada upaya mempraktekan secara langsung segala sesuatu yang dipelajari.
5.      Adanya refleksi terhadapa strategi pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan yang dipelajari.
Melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)  pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, diharapkan mampu  membawa perubahan ke arah yang lebih baik, lebih memberdayakan siswa dan  tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi lebih mendorong siswa  untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan objek belajarnya.
Melalui pendekatan ini juga siswa diharapkan menjadi lebih aktif dalam mengelaborasi segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran tersebut sesuai dengan apa yang dia ketahui tanpa harus bergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Namun dalam model pembelajaran kontekstual ini tidak selamanya berjalan dengan baik, ternyata model pembelajaran ini belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh sebagian pendidik dikarenakan beberapa faktor, diantaranya :
1.      Karakteristik peserta didik yang berbeda-beda mengakibatkan seorang pendidik harus mampu menemukan sebuah metode belajar yang cocok untuk semua karakteristik siswa.
2.      Moivasi peserta didik untuk berani tampil masihlah sangat kurang, sehingga sangat sulit untuk mengaktifkan suasana belajar.
3.      Alokasi waktu yang cukup lama dalam pelaksanaan CTL ini karena peserta didik dituntut untuk menggali sendiri pengetahuannya.
4.      Faktor pendidik itu sendiri yang masih bertahan pada proses pembelajaran yang konvensional.
Akibat faktor tersebutlah kebanyakan proses pembelajaran kontekstual menemui jalan buntu untuk hal pengimplementasiannya.
2.2  Solusi dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual
Pemilihan strategi pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam proses belajar mengajar. Kualitas pengajaran terkait dengan penggunaan metode pengajaran yang optimal. Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa didalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan peranan guru. Pembelajaran ini berlangsung secara alamiah dimana siswa bekerja (doing) dan mengalami (experiencing), sehingga proses pembelajaran dan produk sangat diutamakan.
Untuk itu ada hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pendidik agar proses pembelajarannya dapat berhasil, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual ini, yaitu :
1.      Merancang metode belajar yang tepat.
2.      Dikembangkannya rasa percaya diri para peserta didik dan mengurangi rasa takut.
3.      Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah.
4.      Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
5.      Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
6.      Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan saat ini, tentunya menciptakan suatu model pembelajaran yang lebih berpusat kepada peserta didik adalah salah satu solusi yang dirasa paling tepat dalam upaya pencapaian tersebut. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan ini adalah melalui model pembelajaran secara kontekstual    ( Contextual Teaching and Learning ) dimana model pembelajaran ini diarahkan kepada bagaimana peserta didik dapat memahami konsep yang diajarkan melalui berdasarkan apa yang ada pada kehidupan nyata.
Melalui model pembelajaran ini juga diharapkan peserta didik dapat menjadi pribadi yang berkualitas dan berkompeten, sehingga tidak hanya memahami konsep tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan untuk dapat memecahkan masalah hidupnya.
Ketika dunia pendidikan ini telah bisa menciptakan lulusan seperti dengan kriteria seperti itu, maka tujuan pendidikan pun secara tidak langsung telah tercapai.
3.2  Saran

Guru adalah salah satu faktor penentu dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Sebagus apapun pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, jika gurunya tidak memiliki kompetensi, maka proses pembelajaran tersebut pun tidak akan berhasil, untuk itu bagu seorang guru sangatlah penting memperhatikan hal-hal berikut guna menunjang proses pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu :

1.      Karakteristik dari masing-masing siswa.
2.      Metode serta Media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
3.      Adanya keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan keadaan nyata pada saat ini.
4.      Evaluasi proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Akhmad. 2004. Pokok-Pokok Materi Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran. Kuningan
Sumber lain :

0 komentar:

Posting Komentar