Selamat Datang...

User Login

On Selasa, 16 November 2010 0 komentar

Siapa mau hidup miskin??? memang tidak ada yang mau menerima kata ini. Tapi di india, ada seorang yang dulu nya seorang ratu yang bergelimang harta, namun sekarang dia tidak mempunyai apa apa seperti dulu. Bukan karena “kutukan” atau “karma” akan kelakuan atau tingkah laku nya saat dia KAYA dulu. Bukan karena itu, tapi karena dia lah sendiri yang “memiskinkan diri” nya sendiri. Dia lakukan itu untuk rakyat, karena dia berfikir harta nya didapat dari rakyat, maka ketika dia kembali menjadi rakyat jelata harta nya pun dia kembalikan kepada rakyat.
Hmmmm, sungguh mulia hati perempuan ini. Sampai sampai untuk biaya hidup pun, dia harus bekerja mengabdikan diri di kuil. Dia beranggapan, buat apa bergelimang harta tapi tersiksa di dunia dan akhirat. Karena bukankah harta kita akan dipertanggung jawabkan, “darimana asalnya”, “dipakai untuk apa” dan sebagai nya…..


Silakan jadi bahan renungan untuk para pemimpin negeri ini dan kita semua. Silakan anda korupsi dan bergelimang harta, memang KAU akan senang saat ini, dengan perut buncit dan badan tambun. Tapi yakinlah perut buncit itu suatu saat akan meledak atas perintah Nya di hari pembalasan atupun saat KAU masih di dunia.. Ha ha…

Kisah seorang RATU yang “memiskinkan dirinya” ini saya kutip dari berita yahoo… Ini lah berita tersebut dalam versi asli nya. :

Liputan6.com, Sattur: Hidup dalam kemiskinan. Itulah yang kini dijalani Appamma Kajjallappa, istri ketiga Raja Venkateswara Ettappa, penguasa di Virudhunagar, India. Bersama anaknya, dia rela hidup di sebuah gubuk dan berjuang keras untuk mendapatkan sesuap nasi.

Lho, memang ke mana harta benda peninggalan suaminya “Sudah saya sumbangkan ke rakyat,” kata Appama, baru-baru ini. Bahkan, istana peninggalan juga sudah berubah menjadi sebuah sekolah demi memenuhi permintaan rakyat.

“Anggota keluarga kami sangat murah hati. Kami menyumbangkan segalanya demi kejehateraan desa. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin,” tambah Appama.

Appama menambahkan, “Mungkin dulu saya adalah seorang ratu, tapi kini saya bukan siapa-siapa lagi. Kami sangat miskin.”

Beberapa penduduk desa merasa iba dengan nasib ratu mereka. Sebenarnya, Appamma bekerja di kuil saat ada perayaan ataupun persembahan. Namun, setiap kali penduduk ingin memberikan sesuatu, Appama selalu menolak. Ia beranggapan melayani kuil suci merupakan suatu kehormatan bagi dirinya.(Bernama/DES/ULF)

0 komentar:

Posting Komentar